Skip to main content

Spiritual Branding

Brand adalah ekspresi atau pendapat orang lain tentang kita, produk kita maupun usaha yg kita bangun. Brand bukan melulu soal logo, warna ataupun merk. Melainkan menjangkau hingga attitude bisnis yg kita lakukan. Karena logo boleh berganti, warna bisa berubah dan merk bisa diperbaharui...tetapi attitude kita akan sulit berubah. Karena attitude adalah karakter yang muncul dari hati dan pikiran kita. Jika attitude kita tak patut maka demikianlah adanya isi pikiran dan hati kita. Karena itu, Brand yang kuat dan mengikat erat pelanggan adalah Brand yang dibangun dengan karakter yang berasal dari ide dan value yang tulus dari hati.

Bagi seorang muslim, brand paling kuat dan berkarakter adalah bila mengambil sumber dari Sang Maha Kuasa. Brand seorang muslim harus menjangkau dimensi dunia, tapi lebih luas hingga menembus batas spiritual. Inilah Spiritual Branding. Yaitu membangun brand yang tak cuma memperhatikan reputasi dunia, tetapi lebih penting harus memperhatikan reputasi langit kita. Bukankah kita percaya bahwa siapa yang memperbaiki urusannya dengan Tuhannya, niscaya urusan dunianya akan diperbaiki.

Spiritual branding dimulai dengan niat yang benar, yaitu untuk beribadah dan mendapat ridho-Nya semata. Kemudian barulah kita menjalankan brand blueprint, yaitu teladan Rasul. Khususnya masalah ahlaq, kita harus all out dalam hal ini. Karena ahlaq itulah yang akan menjadi fondasi karakter kita secara personal maupun profesional.

Jika Steve Jobs mengatakan bahwa Brand is Simply Trust, maka bukankah Rasul adalah Al Amin. Bahkan jauh sebelum mendapatkan wahyu kerasulan. Karena itulah mulai sekarang mari kita buat komitmen dengan diri sendiri, bangun ahlaq kita. Curahkan waktu, tenaga dan pikiran untuk senantiasa memperbaiki ahlaq kita. Ahlaq kepada Tuhan, ahlaq kepada sesama manusia dan ahlaq kepada seluruh alam. Karena tidak ada Brand yang dibangun tanpa karakter, dan karakter terbaiklah yang akan selalu diikuti oleh pelanggan. Ahlaq adalah investasi Branding terbaik yg bisa kita lakukan, untuk dunia terlebih untuk akherat kelak.

PA Wijaya

Comments